Penarikan Kesimpulan Dalam Logika Matematika - Hallo sahabat jinklink, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Penarikan Kesimpulan Dalam Logika Matematika, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Math SMA, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Penarikan Kesimpulan Dalam Logika Matematika
link : Penarikan Kesimpulan Dalam Logika Matematika
Penarikan Kesimpulan Dalam Logika Matematika
Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita memerlukan pengambilan keputusan atau kesimpulan tertentu akan berbagai hal. Penarikan kesimpulan dari beberapa pernyataan [premis] itu dapat dilakukan dengan prinsip logika matematika. Penarikan kesimpulan dari dua/beberapa premis dikatakan sah jika menghasilkan TAUTOLOGI [pertanyataan yang selalu bernilai BENAR untuk apapun premis yang diberikan].
Disini akan dibatasi suatu model argumentasi yang berbentuk p => q, dengan p dan q adalah kalimat-kalimat majemuk. Penarikan kesimpulan dikatakan sah apabila p => q merupakan implikasi logos. Agar kesimpulan yang duhasilkan itu sah, maka ada beberapa prinsip yang sering digunakan, yaitu modus ponens, modus tollens, dan silogisme.
a. Modus Ponens
Suatu model argumentasi yang skemanya:
Premis 1 : p => q
Premis 2 : p
------------------------
Kesimpulan : q
Atau bisa juga dinyatakan dalam bentuk [(p => q) Ʌ p] => q
b. Modus Tollens
Suatu model argumentasi yang skemanya:
Premis 1 : p => q
Premis 2 : ~ q
-------------------------
Kesimpulan : ~ p
Atau bisa juga dinyatakan dalam bentuk [(p => q) Ʌ ~q] => ~p
c. Silogisme
Suatu model argumen yang skemanya:
Premis 1 : p => q
Premis 2 : q => r
--------------------------
Kesimpilan : p => r
Agar lebih ringkas, ketiga prinsip di atas akan di sajikan dalam tabel berikut:
Ponens Tollens Silogisme
Premis 1: p => q p => q p => q
Premis 2: p ~q q => r
----------------------------------------------------
Kesimpilan : q ~p p => r
Penarikan kesimpulan berdasarkan prinsip modus ponens, modus tollens dan silogisme selalu sah karena merupakan tautologi.
a) Jika hari ini hujan, maka jalan basah
Hari ini hujan
-------------------------------------------------
Maka, jalan basah
Argumen ini sah karena sesuai dengan model argumentasi modus ponens
b) Jika ab = 0, maka a = 0 atau b = 0
a = 0 atau b = 0
----------------------------------------
maka, ab = 0
Argumen ini tidak sah karena tidak memenuhi model argumentasi manapun. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Misalkan pernyataan p adalah ab = 0, sedangkan pernyataan q adalah a = 0 atau b = 0, maka argumentasi pada soal dapat disusun sebagai:
Premis 1: p => q
Premis 2: q
-----------------------
Kesimpulan: p
Jelas bahwa tidak sah
Jawab:
Kita buat tabel kebenaran:
p q p => q (p => q) Ʌ p [( p => q ) Ʌ p] => p
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B
Tampak bahwa [( p => q ) Ʌ p] => p menghasilkan pilihan BBBB artinya, untuk kondisi apapun p bernilai BBSS dan q bernilai BSBS, jika menghasilkan BBBB maka pernyataan [( p => q ) Ʌ p] => p disebut tautologi.
Semoga Bermanfaat
Disini akan dibatasi suatu model argumentasi yang berbentuk p => q, dengan p dan q adalah kalimat-kalimat majemuk. Penarikan kesimpulan dikatakan sah apabila p => q merupakan implikasi logos. Agar kesimpulan yang duhasilkan itu sah, maka ada beberapa prinsip yang sering digunakan, yaitu modus ponens, modus tollens, dan silogisme.
a. Modus Ponens
Suatu model argumentasi yang skemanya:
Premis 1 : p => q
Premis 2 : p
------------------------
Kesimpulan : q
Atau bisa juga dinyatakan dalam bentuk [(p => q) Ʌ p] => q
b. Modus Tollens
Suatu model argumentasi yang skemanya:
Premis 1 : p => q
Premis 2 : ~ q
-------------------------
Kesimpulan : ~ p
Atau bisa juga dinyatakan dalam bentuk [(p => q) Ʌ ~q] => ~p
c. Silogisme
Suatu model argumen yang skemanya:
Premis 1 : p => q
Premis 2 : q => r
--------------------------
Kesimpilan : p => r
Agar lebih ringkas, ketiga prinsip di atas akan di sajikan dalam tabel berikut:
Ponens Tollens Silogisme
Premis 1: p => q p => q p => q
Premis 2: p ~q q => r
----------------------------------------------------
Kesimpilan : q ~p p => r
Penarikan kesimpulan berdasarkan prinsip modus ponens, modus tollens dan silogisme selalu sah karena merupakan tautologi.
Contoh:
Nomor 1
Nyatakan argumen-argumen berikut sah atau tidak sah! Dan jelaskan jawabannya.a) Jika hari ini hujan, maka jalan basah
Hari ini hujan
-------------------------------------------------
Maka, jalan basah
Argumen ini sah karena sesuai dengan model argumentasi modus ponens
b) Jika ab = 0, maka a = 0 atau b = 0
a = 0 atau b = 0
----------------------------------------
maka, ab = 0
Argumen ini tidak sah karena tidak memenuhi model argumentasi manapun. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Misalkan pernyataan p adalah ab = 0, sedangkan pernyataan q adalah a = 0 atau b = 0, maka argumentasi pada soal dapat disusun sebagai:
Premis 1: p => q
Premis 2: q
-----------------------
Kesimpulan: p
Jelas bahwa tidak sah
Nomor 2
Apakah [(p => q) Ʌ p] => p merupakan tautologi?Jawab:
Kita buat tabel kebenaran:
p q p => q (p => q) Ʌ p [( p => q ) Ʌ p] => p
B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B
Tampak bahwa [( p => q ) Ʌ p] => p menghasilkan pilihan BBBB artinya, untuk kondisi apapun p bernilai BBSS dan q bernilai BSBS, jika menghasilkan BBBB maka pernyataan [( p => q ) Ʌ p] => p disebut tautologi.
Semoga Bermanfaat
Demikianlah Artikel Penarikan Kesimpulan Dalam Logika Matematika
Sekianlah artikel Penarikan Kesimpulan Dalam Logika Matematika kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Penarikan Kesimpulan Dalam Logika Matematika dengan alamat link https://jinklink.blogspot.com/2016/04/penarikan-kesimpulan-dalam-logika.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar